Puisi dan parafrase puisi tentang kerinduan Anak terhadap Ibu/Mama dan doa untuk Ibu yang telah tiada/meninggal dunia_Pembaca yang budiman, kali ini Admin kembali membagikan puisi karya Masyhuri. Puisi yang bisa Anda baca pada halaman ini yakni puisi tentang kerinduan seorang Anak pada Ibunya yang telah tiada sejak si Anak masih kecil (umur di bawah lima tahun/anak balita).
Nah, jika Anda dalam membaca puisi di bawah ini, dengan penuh penghayatan/penjiwaan, maka tak menutup kemungkinan Anda pun akan terbawa dengan suasana isi dalam puisi, sehingga Anda tanpa terasa juga ikut meneteskan air mata.
A. Puisi Tentang Anak yang Merindukan Ibunya yang Telah Tiada
Ibu
Ku toreh...jeritan kerinduan panjang
Yang selalu mengalir dalam tiap butir...darah merahku,
Lalu mengering...
Bersama tetesan air mataku
Tentang kerinduan panjang pada diri seorang Ibu
Tak pernah kutahu...pesona wajahmu
Tak lagi kuingat...lembutnya suaramu saat kau tidurkan aku kala itu
Dan tiada rasa tuk kukenang, hangatnya belai kasih sayangmu
Ibu...kau adalah sejarah tersendu dalam hidupku
Yang tiada kan pernah berakhir...
Kan selalu turut serta dalam kembaraku
Tuk lalui haluan kehidupan
Hanya doaku Ibu...
Yang kan mewakili semua rasa yang ada
Semoga Tuhan...berikan tempat terindah untukmu
Di dalam SorgaNya. Aamiin
Kebumen, 10 Maret 2017
Masyhuri
B. Parafrase Puisi Tentang Anak yang Merindukan Ibu yang Telah Tiada
Kisah seorang Anak yang tengah sedih karena merasa rindu yang mendalam terhadap Ibunya.
Di mana, rasa rindu tersebut bukan sekedar rindu, karena Ibunya meninggal saat si Anak masih Balita, sehingga dia tak mampu mengingat wajah, suara, dan belaian Ibunya.
Si Anak hanya bisa berbhakti kepada Ibunya dengan cara memanjatkan doa "Semoga Ibunya Masuk Sorga". Aamiin.
Nah, jika Anda dalam membaca puisi di bawah ini, dengan penuh penghayatan/penjiwaan, maka tak menutup kemungkinan Anda pun akan terbawa dengan suasana isi dalam puisi, sehingga Anda tanpa terasa juga ikut meneteskan air mata.
Foto Ilustrasi via http://belajar-tobat.blogspot.co.id
Ibu
Ku toreh...jeritan kerinduan panjang
Yang selalu mengalir dalam tiap butir...darah merahku,
Lalu mengering...
Bersama tetesan air mataku
Tentang kerinduan panjang pada diri seorang Ibu
Tak pernah kutahu...pesona wajahmu
Tak lagi kuingat...lembutnya suaramu saat kau tidurkan aku kala itu
Dan tiada rasa tuk kukenang, hangatnya belai kasih sayangmu
Ibu...kau adalah sejarah tersendu dalam hidupku
Yang tiada kan pernah berakhir...
Kan selalu turut serta dalam kembaraku
Tuk lalui haluan kehidupan
Hanya doaku Ibu...
Yang kan mewakili semua rasa yang ada
Semoga Tuhan...berikan tempat terindah untukmu
Di dalam SorgaNya. Aamiin
Kebumen, 10 Maret 2017
Masyhuri
B. Parafrase Puisi Tentang Anak yang Merindukan Ibu yang Telah Tiada
Kisah seorang Anak yang tengah sedih karena merasa rindu yang mendalam terhadap Ibunya.
Di mana, rasa rindu tersebut bukan sekedar rindu, karena Ibunya meninggal saat si Anak masih Balita, sehingga dia tak mampu mengingat wajah, suara, dan belaian Ibunya.
Tambahan: puisi di atas dibuat berdasarkan kisah nyata, di mana sampai sekarang pun si Anak tidak bisa membayangkan seperti apa wajah Ibunya. Maklum, karena foto Ibunya pun sampai sekarang belum pernah ditemukan.Si Anak merasa bahwa ditinggalkan oleh Ibu, merupakan sejarah paling menyedihkan yang tak akan pernah berakhir. Dan sejarah itu akan selalu mengiringi langkah si Anak dalam perjalanan dan tantangan kehidupan.
Si Anak hanya bisa berbhakti kepada Ibunya dengan cara memanjatkan doa "Semoga Ibunya Masuk Sorga". Aamiin.