Kumpulan Puisi Masyhuri

Kumpulan Puisi, Sajak, Kata Bijak, dan Geguritan

Puisi Tentang Jasa Tukang Parkir

Puisi Jasa Tukang Parkir _Menurut Wikipedia, Juru/Tukang parkir yang disebut juga sebagai Jukir adalah orang yang membantu mengatur kendaraan yang keluar masuk ke tempat parkir. Jukir juga berfungsi untuk mengumpulkan biaya parkir dan memberikan karcis kepada pengguna parkir pada saat akan keluar dari ruang parkir. Tarif parkir pada lokasi yang demikian biasanya tarif fixed, tidak tergantung waktu karena karcis tidak dilengkapi dengan waktu kedatangan dan waktu kendaraan meninggalkan ruang parkir.
Puisi Tentang Jasa Tukang Parkir
Selain para Tukang Parkir yang kesehariannya bertugas mengatur kendaraan yang akan masuk ke tempat parkir tertentu, ada juga Relawan Juru Parkir Musiman yang sering kita jumpai saat-saat musim liburan sekolah, liburan Tahun Baru, Liburan Lebaran Idul Fitri, Liburan Natal, dan liburan lainnya.

Keberadaan para relawan juru parkir yang ikut membantu polisi dalam mengatur lalu lintas di jalan raya tentunya harus dihargai, karena mereka benar-benar niat ikhlas menyumbangkan keahliannya dalam mengatur arus lalu lintas. Hal ini terbukti mereka tidak pernah meminta bayaran kepada para pengendara. Mereka hanya menerima uang ketika ada pengguna jalan raya yang memberinya uang sekadar tanda terima kasih.

Nah, karena begitu dan betapa berjasanya para tukang parkir, sehingga Masyhuri pun menceritakan perjuangan tukang parkir lewat puisinya yang berjudul "Balada Si Tukang Parkir" seperti di bawah ini:

Balada Si Tukang Parkir
(Karya: Masyhuri, 15 Maret 2017)

Kulihat dan kudengar seseorang ...dengan teriakan yang lantang
Melambai dan menunjuk pada sebuah arah
Tapi ia tidak sedang meminta pertolongan

Ia terus berteriak memberi isyarat...
Tapi ia bukan komandan perang
Bahkan peluit terkadang ditiupkan
Tapi ia bukan polisi yang sedang mengatur lalu lintas jalan
Juga bukan wasit dalam perlombaan

Sesekali ia hempaskan sapu tangan
Pada wajah yang kotor dan kusam
Oleh panas, bercucur peluh kepayahan

Kulihat ia duduk bersandar...
Menunggu siapa lagi yang datang
Dan siapa yang pergi....meski...ia takkan mengantarkannya kembali
Ia hanya mengawasi sekalipun tak memiliki

Hanya...ia memakai seragam...walau tetap bukan siswa sekolahan
Dialah seorang buruh setoran ...
Yang bertaruh nasib dengan napas dan suaranya
Di tengah terik dan hujan serta debu jalanan
Sebagai tukang parkir kendaraan di depan gedung pertokoan
Tuk penuhi tuntutan kebutuhan

Demikian Puisi Tentang Tukang Parkir. Baca juga Puisi Tentang Kehidupan di Jakarta

 
Back To Top